Rabu Wekasan merupakan tradisi unik yang masih dilestarikan oleh sebagian masyarakat Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tak terkecuali Pondok Pesantren Kyai Galang Sewu. Tradisi ini dilaksanakan pada Rabu terakhir di bulan Safar dalam kalender Hijriah.
Malam Rabu Wekasan yang jatuh pada 30 Safar 1446 H, seluruh santri Pondok Pesantren Kyai Galang Sewu bersama warga sekitar Masjid Al-Ikhlas berkumpul dalam suasana penuh khidmat. Kegiatan mujahadah dan doa bersama ini berlangsung setelah jamaah sholat maghrib, dipimpin langsung oleh Bapak K.H. Muhammad Nur Salafuddin, AH pengasuh PP KGS, Selasa (3/9).
Malam Rabu Wekasan diyakini sebagai waktu yang istimewa dalam tradisi islam, sebuah malam di mana doa dan amalan tertentu dapat menolak balak dan memberikan keberkahan. KH. Muhammad Nur Salafuddin berikan nasihat dan cerita setelah mujahadah dan doa bersama terkait Rabu Wekasan, yang juga dikenal sebagai waktu untuk memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Beliau menjelaskan beberapa amalan yang dianjurkan pada malam Rabu Wekasan, salah satunya adalah Sholat Mutlak. Setelah membaca Al-Fatihah, dilajutkan membaca surat Al-Kautsar sebanyak 17 kali, dilanjutkan dengan membaca Al-Ikhlas 5 kali, Al-Falaq 1 kali, dan An-Nas 1 kali. Setelah sholat, semua jamaah kemudian membaca surat Yasin dengan penuh kekhusyukan. Ketika sampai pada ayat “Salamun Qaulan Min Rabbir Rahim”, ayat tersebut dibaca sebanyak 313 kali, sebuah amalan yang diyakini memiliki keutamaan tersendiri dalam menolak 320 ribu balak.
“Bacalah Salamun Qaulan Min Rabbir Rahim sebanyak 8 kali setelah sholat fardhu, setelah membaca ayat tersebut usapkan tangan ke seluruh badan sebagai simbol perlindungan dan harapan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT,” pesannya.
Bapak K.H Salaf, panggilan akrabnya juga mengingatkan jamaah tentang pentingnya membaca Ayat Kursi sebanyak mungkin sebelum tidur, serta membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas masing-masing 3 kali. Setelah membaca, tiupkan ke tangan lalu usapkan ke seluruh tubuh sebagai pelindung dari gangguan apapun di malam hari.
Malam Rabu Wekasan ini menjadi pengingat akan pentingnya doa dan dzikir dalam kehidupan sehari-hari, serta keyakinan bahwa setiap amalan yang dilakukan dengan niat ikhlas akan mendatangkan rahmat dan perlindungan dari Allah SWT. Bapak K.H. Salaf menutup kegiatan dengan harapan bahwa semua yang hadir akan senantiasa berada dalam lindungan-Nya, serta diberikan kesehatan dan kekuatan dalam menghadapi segala ujian kehidupan.
Reporter : Atia (KGS Red)
Editor : Kiki (KGS Red/Media)