Tembalang, Lensa- Pondok Pesantren Kyai Galang Sewu menggelar acara puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang telah berlangsung selama 12 hari sejak tanggal 1 Rabiul Awal. Acara ini dilaksanakan di Masjid Al-Ikhlas setiap malam setelah salat isya, dengan kegiatan pembacaan maulid dan salawatan yang dipimpin oleh Bapak Kyai Haji Muhammad Nur Salafuddin Al-Hafidz, Pengasuh Pondok Pesantren Kyai Galang Sewu (4-15/09).
Di hari-hari sebelumnya, setelah pembacaan Maulid selesai, acara dilanjutkan dengan ngaji kitab Al-Barzanji yang dipimpin oleh Bapak Ustad Ulin Nuha Aba, M.Si. Setiap malam, beliau memberikan nasihat dan pengajaran dari kitab yang dikaji, memperdalam pemahaman jamaah tentang sejarah Islam dan meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW.
Pada malam puncak yang jatuh pada malam Senin (15/09), acara dilengkapi dengan mauidoh khasanah yang disampaikan oleh Bapak Ustad Ulin Nuha Aba M.Si. Dalam ceramahnya, Bapak Ustad Ulin Nuha membahas makna kelahiran Nabi Muhammad SAW dan bagaimana perjuangan beliau menjadi rahmat bagi seluruh alam. Beliau juga menjelaskan sejarah hijrah Nabi ke Madinah hingga peristiwa apa saja yang terjadi pada 12 Rabiul Awal serta pentingnya menjaga kecintaan kepada Rasulullah melalui peringatan Maulid.
Selain itu, Bapak Ustad Ulin Nuha menekankan keutamaan memperingati Maulid Nabi. Abu Bakar Ash-Shiddiq RA, sahabat dekat Nabi, pernah berkata bahwa siapa yang bersedekah dalam memperingati Maulid, maka ia akan menjadi teman Abu Bakar di surga. Bapak Ustad Ulin Nuha juga mengingatkan jamaah untuk terus menghidupkan tradisi membaca Maulid Nabi, terutama di bulan Rabiul Awal.
Setiap malam selama peringatan ini, nasihat berharga juga disampaikan setelah pembacaan Maulid, menekankan pentingnya meneladani akhlak Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari dan memperkuat keimanan.
Makna dan Sejarah Maulid Nabi
Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad yang jatuh pada 12 Rabiul Awal. Tradisi ini berkembang di berbagai negara Muslim sebagai wujud cinta dan penghormatan kepada Rasulullah. Kegiatan Maulid biasanya diisi dengan pembacaan riwayat hidup Nabi, pembacaan shalawat, dan ceramah keagamaan.
Sejarah Maulid dimulai sejak era Dinasti Fatimiyah di Mesir pada abad ke-11 dan berkembang menjadi tradisi yang menyebar luas di dunia Islam. Di Indonesia, tradisi Maulid dilakukan dengan berbagai cara, termasuk pengajian, zikir, dan sedekah, sebagai sarana memperdalam kecintaan umat kepada Nabi Muhammad SAW dan meneladani akhlaknya.
Acara puncak maulid ditutup dengan khusyuk dan penuh hikmah, peringatan Maulid di Pondok Pesantren Kyai Galang Sewu ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk menguatkan iman, meneladani perjuangan Nabi, dan meningkatkan semangat ibadah seluruh jamaah yang hadir.
Author : Yusuf (Lensa/KGS Red)
Editor : Kiki (Lensa/KGS Red)