Pada waktu itu, saat malam 25 romadhon 1428 H, saya bersama dengan beberapa santri diajak untuk ijazahan bersama di ndalem (rumah) Kiyai Kusyaji Sukrejo Kendal. Memang pada waktu romadhon kala itu banyak ulama’ berpendapat bahwa lailatul qodar turun di malam 25. Obrolan hangat mengenai malam istimewa itu tentunya menjadi topik yang asik ktika di dalam mobil.
tiba sampainya saat di tengah jalan tiba-tiba ada keramaian. ternyata ada pencuri motor yang tertangkap basah oleh warga.
saya nyeletuk “Bah tiang niku angsal lailatul qodar boten bah (bah orang itu dapatĀ lailatul qodar tidak?)”.
“yo entuk kang…mung mleset setitik dadi malam lailatul modar (ya dapat, cuma agak mleset sedikit jadi malam lailatul modar)”.
Gerrrrr…..gerrrr….seisi mobil tertawa bersama.
Sumber : Buku Jejak Juang Kiai Sam’ani
Editor : Desi (KGS/Red)
