Lebih Dekat dengan Pelajari Maulid Nabi Muhammad SAW

Artikel Islami

Maulid Nabi atau Maulud merupakan peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal. Dalam bahasa Arab kata Maulid atau Milad memiliki arti hari lahir. Tradisi Maulid Nabi juga telah berkembang di masyarakat jauh setelah Nabi Muhammad SAW wafat.

Dalam sepanjang sejarah manusia tidak ada hari yg menandingi kemuliaan hari kelahiran nabi secara mutlak dan absolut lebih mulia dari lebaran maupun hari Jum’at karena hari terbahagia bagi alam semesta. Maka Allah bukan mentakdirkan nabi lahir di hari Jum’at tapi di hari Senin. Agar kemuliaan tidak numpuk di hari Jum’at saja sejak nabi Adam. Sangking cintanya Allah kepada Nabi Muhammad SAW, supaya tidak dianggap lahirnya nabi mendompleng kemuliaan hari jum’at, maka lahirlah di hari Senin, sehingga hari Senin menjadi mulia sebab lahirnya Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

HARI SENIN ITU HARI YANG PENUH BAROKAH
1. Hari kelahiran nabi
2. Pertama hijrah dari Mekkah ke Madinan di hari Senin
3. Pertama mendapat wahyu di hari Senin
4. Wafatnya di hari senin
5. Kanjeng nabi suka memulai bepergian di hari Senin

Dalam kitab diba’, pengarangnya mengatakan. “Seandainya kita tiap malam diadakan peringatan maulid itu sudah sepantasnya”

Segala macam ilmu itu apa saja sumbernya dari Nabi Muhammad SAW. Ngaji fiqih itu yang kita pelajari sekarang telah mengalami proses panjang, diracik oleh para ahli sejak zaman nabi sehingga menjadi hukum yang bisa kita kaji sekarang.

Selain itu, beliau juga menambahkan hal yang berkaitan dengan hukum-hukum pernikahan;

Ilmu yang masih jarang dikaji adalah ngaji bab nikah
Nikah itu hukumnya mubah bukan sunnah secara hukum fiqih. Kerap kali dianggap sunnah padahal nikah menjadi sunnah ketika memenuhi 2 syarat :
1. Merasa ‘butuh” (misal sebab takut maksiat oleh syahwat yang tidak bisa dikendalikan)
2. Mampu memberi nafkah untuk memenuhi kebutuhan istri.

Ada seorang laki yang tidak punya nafsu ketambahan tidak punya uang. Kalau seperti ini malah “makruh” ketika menikah.
Dulu telah terjadi perjanjian diantara wali-wali Allah. Bahwasanya tidak boleh memadu istri pertama. Sebab kalau nikah lagi malah menyakiti hatinnya perempuan, tidak memenuhi perjanjian, gak bakat jadi wali.

Nek ono kyai kok nikah meneh berarti kui dudu wali. Kecuali dengan isyarah bukan atas dasar syahwat risalahnya. Segala ilmu itu sumbernya nabi, secara garis besar ilmu tentang nabi itu ada 2:

1. Ilmu Tarikh Rosulullah
Tarikh itu tanggal, ilmu ini adalah jawaban dari “kapan”. Kapan nabi lahir, disusui, dan sejarah nabi. Jawabannya ada di ilmu tarikh. Kitab kecil tapi lengkap tentang ilmu tarikh diantaranya termuat pada kitab karangan Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki dalam kitabnya : “Tarikhul Hawadits wal Ahwal Annabawiyyah.”
2. Ilmu Siroh
Sebagai ilmu jawaban dari “bagaimana”. Bagaimana nabi bangun tidur misalnya dan masih banyak lagi. Salah satu diantaranya kitab Sirah “khulasoh nurul yaqin”. Sekarang ini kita perlu berhati-hati dalam memilah ilmu dan membeli sumber ilmu (kitab/buku), sebab tidak jarang yang telah disalahgunakan, diubah isinya tanpa sepengetahuan penulis dengan tujuan menyesatkan.

Pentingnya beli kitab itu harus dengan arahan guru, sebab banyak kesesatan dari kedholiman dari percetakan yang dari Wahabi contohnya merombak kitab Riyadlus solikhin ada bab-bab yang menghilangkan tentang ziarah kubur.

Semakin dekat dengan nabi semakin cinta
Umumnya, kita semakin dekat dengan manusia terlihat kekurangan-kekurangan yang ada, dan lambat laun akan menurunkan kadar kecintaan kita kepada seseorang. Tetapi beda dengan nabi semakin dekat justru semakin cinta. Semakin tampak kesempurnaanya (ibarat dengan istri). Ketika dari jauh terlihat sempurna tapi ketika sudah menyatu saling mengetahui kekurangan, dan disyaratkan saling menutupi. Namun, beda dengan ke-9 istri nabi, semakin dekat semakin tahu kesempurnaannya nabi. Kata Siti Aisyah (salah satu istri nabi) mengatakan, “seluruh yang ada pada nabi itu semua mengikat hati.”
Dia sangat bahagia ketika bisa bersamamu, masuk kekamarku menyentuhku. Tetapi suatu ketika nabi bertanya kepada Siti Aisyah apakah aku boleh malam ini solat kepada Allah. Kata Aisyah “ jika itu membuatku lebih merasa bahagia maka aku izinkan.”
Singkat cerita Siti aisyah melihat nabi bangun lalu solat sangat panjang setiap gerakannya beliau nangis. Lalu ketika usai bertanyalah Siti Aisyah mengapa nabi melakukannya,
Kata nabi: aku sangat bersyukur dan begitulah caraku berterima kasih pada Allah. Itulah moment yang paling dikenang oleh Siti Aisyah.

● Wujud syukurnya nabi Muhammad kepada Allah dibuktikan dengan qiyamullail (sholat malam). Maka kita sebagai umatnya harus ikut meneladani dengan meniru apa yang dikerjakan nabi, seperti mendirikan sholat malam walau hanya 2 rekaat.

Apalagi yang dipanggil Yai, pengurus NU “kudu due waktu khusus dengan Allah, ngge dongake santrine, keluargane, gurune, pondokke.” imbuhnya.

Mula santri ojo kakean turu, ojo mok tangi nek komat subuh iku diuyuhin setan. Latihan bangun malam, dirikan qiyamullail untuk mendoakan ayah ibu keluarga, dan guru-gurunya.

● Harus ada meneladani segala sesuatu yang dikerjakan nabi sebagai wujud cinta.
Kita ketika meniru kanjeng nabi sangat berat minimal ada satu keteladanan yang ditiru sebagai bentuk rasa cinta. Urusan permasalahan di bumi ini tidak segera selesai, makanya harus lewat jalur langit, sebab Allah tempatnya segala soal dan urusan kembali. Misal ada 2 perkara yang sama baiknya maka dirikanlah istikharah. Misal memilih calon/pemimpin. Memilih seorang pemimpin itu harus kenal dulu pribadinya baru mengulik nasabnya.

Ada suatu kisah pemimpin sekaligus wali Mansyur:
Kisah kewalian Mbah Kyai Hamid Pasuruan. Mbah Kyai Hamid Pasuruan itu kerabatnya di Lasem, Rembang tetapi sampai sekarang maqomnya keramat padahal awal kewaliannya belum terkenal. Sampai suatu cerita ketika masa hidup Mbah Kyai Maksum Lasem (gurunya Mbah Kyai Hamid) ngajak Kyai muda untuk silaturahmi ke muridnya (Kyai hamid). Menjamu guru itu Fardu ain minimal belekhke Ingkung (menyembelih ayam). Sedangkan menjamu ulama itu hukumnya Fardu kifayah. Singkat cerita, Mbah Kyai Hamid ditantang (agar orang awam percaya kewalian Mbah Kyai Hamid, sebab beliau sebagai guru sudah mengetahui sebenarnya bakat kewalian Mbah Hamid sejak menjadi muridnya), maka diuji oleh Kyai Maksum.

Mbah Maksum sesampainya dihadapan Mbah Hamid “nek tenan Kyai Hamid wali saiki aku jaluk duet 25 juta”. Seketika Mbah Kyai Hamid duduk tertunduk tidak bergerak tidak selang 5 menit ada seseorang mengucapkan salam, dan membawa sebuah hadiah. Tapi Kyai Hamid tidak bergerak nunduk takdim dihadapan gurunya dan rombongan yang sowan. Setelah dicek Kyai Maksum dan rombongan pada saat itu ternyata berisi uang yg jumlahnya 25 juta pas tanpa kurang dan tanpa lebih. Maka sejak itu masyhur dengan cerita cerita kewaliannya.

Sumber : Mauidhoh Hasanah Fosilatamma K.H Yahya Abdul Wahid Al-Mutamakkin dalam Pengajian Fosilatamma.

Author : Inay (Lensa/KGS Red)

Editor : Desi (Lensa/KGS Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *