Sunan Kalijaga

Sejarah

Walisongo merupakan wali-wali yang memiliki tugas untuk menyebarkan agama Islam di bumi Nusantara. Walisongo sendiri tersusun dari kata wali dan songo yang berarti sembilan diambila dari bahasa jawa. Hal ini sesuai denga jumlah Walisongo yaitu Sembilan.

Salah satunya adalah Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga memiliki nama lain yaitu Raden Said. Putra dari adipati Tuban yaitu Tumenggung Wilatika dan Dewi Sukati. Beliau lahir di Tuban 1450 dan meninggal di Kadilangu pada 1513. Raden Said memdapatkan pendidikan budi perkerti di dalam istana, sekaligus dengan ilmu perwayangan dan perdagangan. Nama lain Raden Said antara lain Lokajaya, Syeh Malaya, Susuhunan Tiban dan Raden Abdurrahman.

Dikisahkan Raden Said dengan perwatakanya yang halus tidak tega melihat kesengsaraan rakyatnya atas kemiskinan dan kelaparan. Maka Raden said memutuskan untuk mencuri makanan di gudang istana akibat dari permintaan bantuan kepada ayahnya yang tidak direspon. Raden said pun ditangkap dan dihadapkan kepada Adipati Tuban yang tidak lain adalah ayahnya sendiri. Diperolehnya hukuman cambuk beratus-ratus kali dan tidak boleh keluar istana selama tiga hati. Setelah masa hukumanya selesai Raden Said memutuskan pergi dari istana yang mengakibatkan ibundanya cemas. Adipati Tuban berusaha meminta nasehat kepada Sunan Bonang mengenai putranya tersebut. Beliau (Sunan Bonang)menasehati agar tidak perlu bersedih hati karena Raden Said kelak akan menjadi seorang Wali.

Menyadari perbuatanya yang kuranng tepat,Raden Said memohon kepada Sunan Bonang agar mau menjadikanya murid untuk lebih memeperdalam ilmu . Demi menguji keteguhan hati seorang calon muridnya ini Sunan Bonang meminta Raden Said untuk menunggui tongkat miliknya sampai genap dua tahun sampai tempat menunggu itu berubah jadi hutan. Karen melihat keteguhan hati Raden Said maka Sunan Bonang pun menerimanya sebagai murid dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Maka hal itu juga menjadi titik balik kehidupan Raden Said.

Raden said pernah diajak Sunan Bonang menuju rawa untuk memperdalam ilmunya dengan diberikanya “ngelmu panunggaling kawula gusti”. Ilmu ini mengajarkan manunggalnya hamba Kepada Tuhan Yang Maha Esa.  Nama Paggilan Syeh Malaya sendiri merupakan nama panggilan saat Raden Said berdakwah di wilayah Malaya.  Setelah selesai berdakwah diwilayah Malaya, Raden Said kembali ke pulau Jawa dan diangkat menjadi anggota Walisongo dengan nama Sunan Kalijaga.

Dakwah yang dilakukan Sunan Kalijaga dilakukan dengan memasukkan unsur-unsur keislaman kedalam tradisi yang sudah ada pada masyarakat. Salah satunya tradisi Gerebeg. Tradisi Grebek ini dialkulturasi dan dilaksanakan saat perayaan Kurban sebagai persembahan kepada Allah SWT yang dinamakan Grebek Besar. Selain itu ada tradisi Grebek yang terkenal yaitu Grebek Maulud yang dilaksanakan untuk memperingati hari kelahiran Kanjeng Nabi Muhammad SAW.  Sunan Kalijaga juga rajin berdakwah dengan menggunakan media seni seperti gamelan dan wayang kulit.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *