Menuju Sustainable Business: Mahasiswa UNDIP Berperan Aktif dalam Pembuatan Pedoman Pengelolaan Limbah Hasil Produksi Kopi

KGS-News

Pemalang (08/08/) – Tersembunyi di balik megahnya Gunung Slamet, sebuah kisah yang mengagumkan mengajak kita dalam sebuah perjalanan menuju dunia kopi yang memikat di Desa Pulosari, yang terletak di Kabupaten Pemalang. Dalam cakrawala ini, UMKM Kopi Pulosari Cap Tugu Juang, yang dimiliki oleh Wasito Al Hasan, meraih perhatian yang tak terbantahkan karena penyajian kopi berkualitas tinggi dengan keunikan yang luar biasa. Sayangnya, keberlimpahan produksi kopi di desa ini bukan hanya menghasilkan cita rasa yang menggoda, tetapi juga menimbulkan persoalan limbah yang memerlukan penanganan tegas dan berwawasan lingkungan.

Dalam konteks urgensi menjaga keberlanjutan industri UMKM Kopi Pulosari Cap Tugu Juang, pengelolaan limbah hasil produksi kopi telah menjadi isu yang memerlukan perhatian mendalam. Upaya untuk menjaga kesinambungan bisnis tanpa merusak lingkungan sekitarnya menuntut pendekatan komprehensif yang tidak dapat diabaikan. Kolaborasi dan partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk petani, pengusaha kopi, dan instansi terkait, menjadi elemen kunci dalam merancang solusi yang benar-benar berkelanjutan.

Pandangan bijak dan strategis dari mahasiswa Universitas Diponegoro (UNDIP) yang tengah menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Pulosari telah muncul sebagai tonggak awal yang sangat penting. Usulan untuk menerbitkan Pedoman Pengelolaan Limbah Hasil Produksi Kopi merupakan langkah pertama yang signifikan. Melalui program ini, diharapkan ide-ide inovatif dalam menghadapi tantangan limbah dan perlindungan lingkungan akan muncul.

Program ini tidak hanya memberikan solusi nyata untuk isu limbah, tetapi juga simbol kolaborasi yang kuat dan tekad bersama dalam menjunjung tinggi masa depan yang berkelanjutan. Dengan tekad ini, industri kopi di Desa Pulosari Cap Tugu Juang memiliki peluang untuk terus berkembang tanpa mengesampingkan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Wasito Al Hasan, pemilik UMKM Kopi Cap Tugu Juang, sangat optimis bahwa implementasi pedoman pengelolaan limbah hasil produksi kopi akan membawa dampak positif bagi kelangsungan bisnisnya. Dengan memiliki pedoman yang terstruktur, ia dapat mengelola limbah produksi kopi dengan lebih efisien dan bertanggung jawab. Langkah ini tidak hanya mencerminkan komitmen Bapak Hasan terhadap lingkungan, tetapi juga dapat menghasilkan efisiensi dalam biaya operasional jangka panjang.

Selain dampak lingkungan yang positif, Bapak Hasan juga memiliki harapan bahwa adopsi pedoman ini akan memberikan keuntungan kompetitif bagi UMKM Kopi Pulosari Cap Tugu Juang. Dalam era di mana konsumen semakin sadar akan isu-isu lingkungan dan berkelanjutan, UMKM yang menunjukkan komitmen terhadap praktik bisnis yang ramah lingkungan akan mendapatkan pengakuan dan apresiasi lebih dari publik. Dengan mengikuti program ini, Hasan berharap bahwa produk kopinya akan lebih bernilai dan berkualitas tinggi, yang pada gilirannya dapat meningkatkan daya saing merek di pasaran.

Dengan menerapkan praktik ramah lingkungan dalam pengelolaan limbah kopi, Hasan berusaha memanfaatkannya secara optimal tanpa merugikan lingkungan. Upaya ini diharapkan tidak hanya mendukung pertumbuhan bisnisnya, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan ekonomi lokal dan kesadaran lingkungan di Desa Pulosari. Dengan semangat juang yang tinggi, Warsito dan UMKM Kopi Cap Tugu Juang siap bertransformasi menuju masa depan yang berkelanjutan dan kompetitif di dunia industri.

Penulis: Kala Bagus Prakoso/21080120140095/Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik – UNDIP/Dr. Heni Rizqiati S.Pt., M.Si. dan Dr. Fahmi Arifan, ST, M.Eng (Dosen Pembimbing)

Editor: Kiky/KGS Redaksi

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *