Kyaigalangsewu.net,Tembalang-Pertama kalinya dalam sejarah, Pondok Pesantren (PP) Kyai Galang Sewu mengadakan Talkshow dengan cakupan pembahasan mengenai karir santri dan segala persiapan menuju karir. Tak tanggung-tanggung, acara yang diadakan pada Minggu (27/8) ini sukses dilangsungkan secara offline di masjid Al-Ikhlas dengan peserta sebanyak 135 peserta. Meskipun baru pertama kali diadakan, animo dari peserta luar biasa dalam mengikutinya.
Dinaungi oleh organisasi riset pondok RNE pertama kali diselenggarakan dengan mengangkat tema “Mewujudkan santri cerdas berintegritas untuk masa depan berkualitas”. Harapannya, kegiatan ini dapat memotivasi seorang santri sekaligus mahasiswa agar mampu mendalami makna menjadi berintegritas dengan meningkatkan dan mengembangkan value diri, sehingga mampu mencapai career yang sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Santri boyong nganggur? Ga bahaya ta? merupakan tagline yang diambil dalam talkshow pada kali ini. Sebuah doktrin yang menganggap santri hanya bisa mengaji dan tidak mempunyai kesempatan untuk berkarir.

Acara ini digelar menjadi 2 sesi. Sesi 1 diawali dengan pemaparan dan bincang santai oleh Bapak Kyai Sabiq Kamalul Haq, S.Pd., M.M, M.Pd, dan sesi 2 membahas tentang pengalaman para pembicara selama menjalani karirnya, baik di bidang akademisi maupun enterpreneur.
Sebagai penyemangat, Bapak K.M. Nur Salafuddin, AH memberikan sambutan selaku pengasuh Pondok Pesantren Kyai Galang Sewu (PP. KGS). Beliau menjelaskan bahwa santri harus memiliki pendirian yang kuat sehingga dapat membangun kemandirian yang kuat, terutama dalam mencari ilmu atau mengaji. Selain itu, Beliau juga mempertegas bahwa santri harus mempunyai jiwa pemimpin yang kokoh dan penuh tanggung jawab, bukan hanya mental pekerja.

“Santri bisa ngaji, bisa mandiri dan punya harga diri. Mental santri harus mental boss bukan mental buruh,” tutur Bapak K.M. Nur Salafuddin, AH selaku Pengasuh Pondok Pesantren Kyai Galang Sewu.
Pak Kyai Sabiq, sapaan akrab beliau yang menjadi Guest Star dengan latar belakang seorang enterpreneur, pengasuh Pondok Pesantren Al-Firdausy, dan pengasuh salah satu panti asuhan di Semarang ini menjelaskan bahwa, apabila khidmah terhadap pondok maksimal, maka pintu rezeki akan terbuka luas.
“Ora usah mikir macem-macem, Ning pondok semaksimal mungkin soal rejeki karir iku melu dewe,” tutur Bapak Sabiq selaku pembicara pada sesi 1.
Pada sesi 2, pembicara yang menyampaikan pengalamannya berasal dari Pondok Pesantren Kyai Galang Sewu, diantaranya Bapak Ustadz M. Ulin Nuha ABA, M.Si., selaku pengasuh pondok dan pengajar di salah satu kampus di Semarang, Bapak Aista Wisnu Putra, A.H., S.H., M.H selaku penerima beasiswa LPDP dan pengajar di salah satu kampus di Semarang, dan Bapak Iman Khusni Ibadi, S.M selaku CEO I-Batik Pekalongan.
Pak Ulin, sapaan akrab beliau memberikan pengalamannya saat menjalani kehidupan sebagai akademisi. Beliau menjelaskan bahwa apapun kegiatannya yang positif selalu melibatkan Allah untuk mencapai kebahagiaan yang maksimal.
“Libatkan Allah dalam setiap langkah dan nafas kita, insya Allah akan bahagia,” tutur Bapak Ulin selaku pengasuh Pondok Pesantren Kyai Galang Sewu.
Pak Aista menceritakan pengalamannya ketika beliau menjadi santri, mahasiswa, dan dosen. Beliau selalu mempertegas bahwa rezeki santri akan selalu mengalir dimana pun dia berada.
“Ora ono ceritane santri mati kaliren,” tutur Pak Aista selaku dosen kampus Universitas Semarang
Pak Ibad juga menceritakan pengalamannya saat berwirausaha di Pekalongan. Beliau selalu menanamkan dalam diri beliau bahwa hidup adalah pilihan. Manusia bisa memilih jalan yang mereka tempuh.
“Hidup itu pilihan, ada susah ada senang itu suatu paket kehidupan. Tinggal kalian mau bersusah dahulu untuk senang atau sebaliknya,” tutur Pak Ibad selaku CEO I-Batik Pekalongan.
Meskipun dengan persiapan yang singkat yakni hanya 3 minggu terhitung sejak pembentukan panitia, tapi keseluruhan acara berlangsung dengan baik dan lancar dengan antusiasme yang luar biasa.

“Harapannya untuk event motivasi semacam ini harus kontinyu sih dengan topik-topik yang beragam, agar meningkatkan kredibilitas santri misalnya mengangkat isu-isu nasional atau seminar kemuslimahan yang khusus membahas topik fiqih wanita dan sebaginya” Kutip Mbak Inayah Mumpuni Budiati selaku ketua KGS RnE
Mbak Inayah Mumpuni Budiati juga menambahkan harapan khusus untuk acara career talk ini supayaa dapat menambah motivasi dan semangat juang para santri bahwa serekoso-rekosone di pondok masih rekoso orang tua keluarga kita di rumah, dan yakinlah bahwa dengan cerita-cerita pengalaman para narasumber menjadi bukti nyata bahwa kehidupan berat di pondok itu pasti akan menuai hasilnya kelak, yang terpenting optimis, sabar, tekun, istiqomah sebagaimana dawuh Bapak K.M Nur Salafuddin, AH.
Talkshow berakhir pukul setengah 12 siang dengan diakhiri doa penutup. Banyak tanggapan positif mengenai keberlangsungan acara tersebut. Widya, salah satunya komentar positif dari satu peserta offline, “llmu yang didapatkan banyak. Acaranya juga bagus, sangat menarik, dan tidak membosankan. Semoga setelah acara ini bisa makin dekat dalam mencari pasangan dan bisa menerapkan ilmu yang didapatkan”, katanya.
Fotografer : Panitia Career Talk
Reporter dan Editor : Desi KGS/Red