Kyaigalangsewu.net, Klaten– Mahasiswa dari Universitas Diponegoro (Undip) yang terlibat dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik telah menunjukkan inovasi luar biasa dengan mengambil langkah untuk membuat komposter aerob menggunakan ember bekas di Tempat Pembuangan Sampah 3R (TPS 3R) Avicena, Desa Ngerangan, Klaten. Langkah ini tidak hanya mengatasi masalah sampah organik, tetapi juga memanfaatkan bahan yang ada untuk memberikan manfaat lingkungan yang berkelanjutan.
Dalam semangat untuk menciptakan solusi yang kreatif dan berkelanjutan, mahasiswa KKN Tematik Undip mengambil langkah-langkah inovatif dalam pembuatan komposter aerob dengan menggunakan ember bekas. Langkah ini bertujuan untuk mendaur ulang ember yang tidak terpakai menjadi alat yang bermanfaat dalam pengelolaan sampah dengan harapan dapat mengurangi volume sampah di TPS 3R Avicena, Desa Ngerangan, Sabtu (12/08).
Lebih lanjut, “dengan menggunakan bahan yang murah dan mudah didapat, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan limbah organik rumah tangga menjadi pupuk organik yang langsung dapat digunakan sendiri,” terang Ashar Ali, mahasiswa Teknik Mesin Undip selaku anggota Tim KKN Tematik di Desa Ngerangan. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh tim mahasiswa dalam mengubah ember bekas menjadi komposter aerob di TPS 3R Avicena:
- Pemilihan Ember Bekas: Mahasiswa memilih ember bekas yang masih dalam kondisi baik dan layak untuk diubah menjadi komposter. Ember bekas ini diperoleh dari masyarakat sekitar yang tidak lagi membutuhkannya.
- Pembuatan Struktur: Tim mahasiswa merancang dan mengubah ember bekas menjadi struktur komposter aerob yang sesuai. Da buah pipa, keran, serta filter penyaring digunakan untuk menyaring Pupuk Organik Cair (POC) di bagian bawah dengan Pupuk Organik Padat (POP) di bagian atas.
- Pengaturan Sirkulasi Udara: Mahasiswa menambahkan lubang-lubang ventilasi di bagian samping leher ember yang telah diubah. Hal ini memungkinkan sirkulasi udara yang diperlukan selama proses penguraian sampah organik.
- Pengumpulan Sampah Organik: Dilakukan dengan cara memisahkan dan mengumpulkan sampah organik yang kemudian dimasukkan ke dalam komposter aerob.
- Pemeliharaan: Dilakukan dengan cara memantau suhu dan kelembaban di dalam komposter secara berkala, serta melakukan pemutaran sampah untuk memastikan proses penguraian berlangsung dengan baik.
- Manfaatkan Hasil: Setelah proses penguraian, kompos yang dihasilkan digunakan sebagai pupuk alami yang bermanfaat untuk pertanian dan tanaman.
“Dengan adanya alat komposter dengan alat yang mudah dibuat serta digunakan di rumah- rumah, diharapkan untuk kedepannya dapat diaplikasikan secara merata di Desa Ngerangan sehingga mengurangi volume timbunan sampah di TPS 3R Avicena Desa Ngerangan serta mengurangi beban kerja para pekerja di TPS,” imbuh Menik Rahayu, salah satu pekerja di TPS 3R Avicena.
Langkah kreatif ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Desa Ngerangan dalam menumbuhkan kesadaran lingkungan, mengelola sampah dan lingkungan berupa pemanfaatan bahan bekas, serta pemanfaatan limbah rumah tangga secara mandiri. Tim mahasiswa KKN Tematik Undip berharap bahwa langkah inovatif tersebut akan mengilhami masyarakat lokal untuk lebih kreatif dalam mengelola sampah dan merangsang lebih banyak upaya untuk menciptakan solusi berkelanjutan dalam perlindungan lingkungan.
Penulis: Ashar Ali/Teknik Mesin Undip
Novia Sari Ristiawati, S.T., M.T. (Dosen Pembimbing)
Editor: Hassa/Red KGS