Kyai Galang Sewu, Tembalang-Pengajian Forum Silaturahmi Masjid dan Mushola se-Tembalang Banyumanik yang kerap disingkat Fosilatama kini kembali dihelat, Jum’at (04/03). Kali ini, Pondok Pesantren Madinah Munawaroh (PMM) Kota Semarang didapuk sebagai tuan rumah acara Fosilatama. Acara yang dimulai pukul 20.00 WIB-selesai ini memiliki susunan acara meliputi pembukaan, pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an, tahlil, pembacaan maulid simthudduror, sambutan ketua fosilatama, mengaji kitab الستّين مسألة, mauidhoh hasanah, do’a dan penutup.
Bapak K.H. Yahya Al-Mutamakkin selaku Pengasuh Pondok pesantren Madinah Munawaroh (PMM) menuturkan bahwa Fosilatama kali ini perdana digelar di PMM. Menurut beliau ponpes yang diasuh beliau sudah pantas untuk digelari acara Fosilatama.
“Kali ini perdana fosilatama diadakan di PMM, sebab sebelumnya belum pantas, baik dari segi tempat maupun fasilitas. Sekarang Alahmdulillah sudah sangat layak untuk diadakan acara seperti Fosilatama,” tutur Bapak K.H. Yahya Al-Mutamakkin
Acara yang bertepatan pada tanggal 1 Sya’ban 1442 H, Bapak K.H Yahya Al-Mutamakkin dalam tausiyah beliau menyampaikan beberapa keistimewaan di Bulan Sya’ban.
Pertama, beliau menyampaikan definisi Sya’ban yaitu bercabang. Bercabang sendiri didefinisikan sebagai kebaikan yang bercabang atau beranak pinak. Maka dari itu, di bulan ini perbanyak berlomba-lomba dalam kebaikan atau fastabiqul khoirot.
Kedua, beliau menyampaikan apa yang dikatakan sebagian ulama tentang bulan yang berarti cahaya.
Bulan sya’ban adalah bulan yang istimewa Rasulullah banyak berpuasa di bulan ini
لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ
“Belum pernah Nabi Muhammad SAW berpuasa satu bulan yang lebih banyak dari pada puasa bulan Sya’ban. Terkadang hampir beliau berpuasa sya’ban sebulan penuh.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Lebih lanjut Bapak K.H Yahya Al-Mutamakkin menjelaskan bahwa, Sya’ban merupakan salah satu bulan istimewa yang umumnya orang-orang seringkali lalai bahkan lupa untuk berlomba-lomba mengumpulkan pahala. Hal ini dikarenakan bulan Sya’ban terhimpit dari dua bulan istimewa, yaitu Bulan Rajab dan Bulan Ramadhan. Jelas Bapak K.H Yahya Al-Mutamakkin.
“Misalnya saja di Bulan Rajab kita menanam kebaikan, maka di Bulan Sya’ban itu menyirami dan merawat tanaman agar nantinya dapat dipanen saat Ramadhan,” terangnya.
Untuk itu, beliau berharap kepada para jama’ah dan para santri untuk meningkatkan kebaikan dan amalan di Bulan Sya’ban. Karena pada Bulan Sya’ban catatan tahunan manusia akan diangkat, dan terdapat malam nisfu sya’ban yang merupakan malam istimewa, sebab Allah memberikam ampunan kepada makhluk-Nya kecuali orang musyrik (menyekutukan Allah) dan musahid (orang yang berkelahi dan enggan berdamai).
Fotografer : Nurdiansyah (Tim Redaksi)
Reporter dan Author : Inay dan Atia (Tim Redaksi)
Editor : Desi (Tim Redaksi)