Kyai Galang Sewu, Tembalang– Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1443 H menjadi momentum penting bagi umat Islam, terkait sholat lima waktu, berikut merupakan salah satu isi dari tausiyah Bapak K.H. Nurul Anam S.Pd.I saat mengisi mauidhoh hasanah Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1443 di Pondok Pesantren Kyai Galang Sewu (PP. KGS) (28/02).
Rangkaian acara yang dimulai 20.00 WIB ini meliputi pembacaan maulid simthudduror, kemudian masuk ke pembukaan oleh MC Bapak Ustadz Ulin Nuha ABA S.Si, M.Si, sambutan ketua takmir Masjid Al-Ikhlas yaitu Bapak Kiyai Izzudin, Pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an oleh Bapak K. M. Nur Salafuddin AH. kemudian mauidhoh hasanah Bapak K.H. Nurul Anam S.Pd.I, do’a dipimpin oleh Bapak Ustadz Rasetyo dan ditutup oleh MC, serta di akhir acara ada syukuran oleh civitas PP. KGS dan warga sekitar Jurang blimbing.
“Semoga di bulan rajab ibadah kita senantiasa barokah serta dapat terbukanya futuh dari Allah SWT, semoga lewat isra’ mi’raj dapat meningkatkan semangat ibadah, sholat, dengan ikhlas” Dawuh Bapak Izzudin saat memberikan sambutan selaku ketua takmir Masjid Al-Ikhlas.
Bapak K.H. Nurul Anam S.Pd.I dalam mauidhoh hasanah, beliau menjelaskan tentang seseorang yang merasa hidupnya di dunia nyaman, memiliki tanda yaitu merasa senang dan waktu berlalu begitu cepat, seperti di bulan rajab ini perbanyak do’a dan ibadah, karena pada bulan rajab merupakan latihan dan pemanasan agar terbiasa melakukan ibadah di bulan romadhon. Mempersiapkan hati, ruh, dan badan agar siap memasuki bulan romadhon. di bulan rajab terdapat peristiwa isra’ mi’raj yang merupakan peristiwa agung. Peristiwa ini dijelaskan pada surah Al-Isro’ ayat 1.
سُبۡحٰنَ الَّذِىۡۤ اَسۡرٰى بِعَبۡدِهٖ لَيۡلًا مِّنَ الۡمَسۡجِدِ الۡحَـرَامِ اِلَى الۡمَسۡجِدِ الۡاَقۡصَا الَّذِىۡ بٰرَكۡنَا حَوۡلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنۡ اٰيٰتِنَا ؕ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيۡعُ الۡبَصِيۡ
“Ayat pertama surah ini yaitu diawali dengan سُبۡحٰنَ, yang artinya menunjukkan ketakjuban, kemudian لَيۡلًا peristiwa penting apapun nabi selalu pada malam hari, pertama kali isra’ mi’raj, Nabi Muhammad SAW di temui Malaikat Jibril, lalu dada beliau dibelah, diambil hati beliau kemudian di sucikan dengan air zam-zam. Dimulailah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Harom ke Masjidil Aqso lalu ke Sidrotul Muntaha dengan rentang waktu sepertiga malam, yang pertama percaya peristiwa isra’ mi’raj adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, karena hal tersebut, Abu Bakar dijuluki As-Shidiq, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan isra’ mi’raj, baik jasad maupun ruh beliau, di Sidratul muntaha, saat bertemu Allah SWT, Nabi Muhammad SAW mendapatkan perintah untuk melaksanakan sholat 50 waktu, kemudian Nabi Muhammad SAW meminta keringanan kepada Allah SWT sampai jadi 5 waktu” Terang Bapak K.H. Nurul Anam S.Pd.I.
Diakhir tausiyah Bapak K.H. Nurul Anam S.Pd.I. berpesan inti dari peristiwa isra’ mi’raj yaitu menjalin hubungan baik dengan sesama manusia maupun hubungan antara manusia dengan Allah SWT harus seimbang jangan STMJ (sholat terus maksiat jalan). Sebagai murid (santri) harus punya sifat-sifat yang bagus antara lain husnudhon, melakukan perintah guru dengan ikhlas, meninggalkan perintah yang dilarang oleh guru, khurmat kepada guru, dan mendoakan guru”
Acara ini ditutup dengan do’a dan syukuran dari seluruh bagian Ponpes. Kyai Galang Sewu serta warga sekitar Jurang Blimbing.
Fotografer : Nurdiansyah (Tim Redaksi)
Reporter dan Editor: Desi (Tim Redaksi)